Surat Lamaran Pekerjaan 1. Bagian Surat Lamaran Pekerjaan Sebagai Berikut : Perihal. Tempat dan tanggal penulisan surat. Alamat surat/ alamat tujuan. Salam pembuka. Pembuka surat. Isi/ tujuan surat lamaran pekerjaan. Identitas pelamar. Penutup surat. Salam penutup. Tanda tangan dan nama jelas pelamar. 2. Penulis Surat Lamaran Hendaknya Mematuhi Rambu-Rambu Berikut : Jika ditulis tangan, tulislah sendiri diatas kertas bergaris dengan menggunakan kertas berkualitas baik. Jika diketik, gunakan kertas HVS dengan jarak pengetikan satu sepasi. Bersih, tidak boleh ada coretan, bekas hapusan, dan koreksian. Sifatnya optimis, artinya si pelamar akan mampu bekerja denagn baik. Sapaan yang digunakan dalam surat lamaran, yaitu “Ibu atau Bapak”, dan tidak disarankan menyapa dengan kata Saudara/Anda. 3. Bahasa Surat Lamaran Pekerjaa Harus Memenuhi Aturan Sebagai Berikut : Bahasa yang digunakan sopan dan sipatik. Kalimat yang digunakan efektif dan kommunikatif. M
Setelah disholati
sunahnya segera dibawa ke pemakaman hendaknya ada yang membaca fatihah untuk
mendoakan agar mayit diampuni dosanya dilapangkan kuburnya dan selamat dari
fitnah kubur. Bila ada sambutan wakil ahli muta waffa (sohibil musibah)
sebaiknya dilaksanakan sebelum sholat agar waktu disholati si mayit sudah
terbebas dari bhutang dan hak-haknadam lainnya. Mengiringi mayit tidak ada
dalil yang jelas membaca dzikir , sholawat, tasbih akan tetapi sangat tepat
pada saat-saat seperti ini untuk memperbanyak dzikir maka berdzikirlah kepada
allah kamu semua dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring (An-Nisa no 3).
Dalam membawa mayat
kedalam kuburan bisa kaki yang di depan atau kepala tidak diharuskan salah
satunya. Sesampainya di pemakaman keranda diletakan pada sebelah selatan
kuburnya bila tanah kuat. Kepala mayit kemudian diloloskan kearah kuburnya dengan
di aub-aubi dengan kain yang ada, mayat dimasukan kedalam kubur dengan berdoa.
Setelah tertata tali kafan dilepas satu-satu pipi terbuka dipepetkan kedasar
kuburan model cempuri, kaki, punggung dan kepala diganjal gelu dan dihadapkan
keaa]rah qiblat. Perlu kiranya diantara hadirin ada yang mengambil tanah
sedikit dibacakan doa
Kemudian dimasukan kedalam kubur
didekat mayit dan adzan , qomat sebagaimana biasa, dan ditutupi landak
kira-kira cukup untuk duduk. Hadirin yang disekitar kubur di sunahkan menngambil 3 cakupan tanah yang
pertama dibacakan doa yang pertama kemudian dimasukan kubur, mengambil lagi
cakupan tanah dan dibacakan doa yang ke dua, kemudian mengambil cakupan tanah
yang ketiga dan dibacakan doa yang ke tiganya.
Sunah agar tanah kuburan ditinggikan
kira-kira sejengkal yang diberi tengger disebelah kepala dan kaki mayit. Sunah
tanah kuburan disiram dengan air dan daun-daunan yang masih segar serta
bunga-bunga wewangian. Hadirin tetap berdiri sedang salah satunya ada
yangmembaca talqin bila mayat sudah baligh dengan duduk menghadap pada mayit.
Pada bacaan doa baru hadirin semuanya duduk/jongkok dengan membaca amin
bersama-sama.
Demikianlah tata cara ngupokoro atau
tajhiz al mayit yang telah diamalkan oleh masyarakat islam dari generasi ke
generasi sebagaimana disampaikan pada kitab-kitab fiqih karya-karya para ulama.
Penyusun : KH. Nor Sodiq. Lc (MUI
Kabupaten Kebumen)
Comments