Surat Lamaran Pekerjaan 1. Bagian Surat Lamaran Pekerjaan Sebagai Berikut : Perihal. Tempat dan tanggal penulisan surat. Alamat surat/ alamat tujuan. Salam pembuka. Pembuka surat. Isi/ tujuan surat lamaran pekerjaan. Identitas pelamar. Penutup surat. Salam penutup. Tanda tangan dan nama jelas pelamar. 2. Penulis Surat Lamaran Hendaknya Mematuhi Rambu-Rambu Berikut : Jika ditulis tangan, tulislah sendiri diatas kertas bergaris dengan menggunakan kertas berkualitas baik. Jika diketik, gunakan kertas HVS dengan jarak pengetikan satu sepasi. Bersih, tidak boleh ada coretan, bekas hapusan, dan koreksian. Sifatnya optimis, artinya si pelamar akan mampu bekerja denagn baik. Sapaan yang digunakan dalam surat lamaran, yaitu “Ibu atau Bapak”, dan tidak disarankan menyapa dengan kata Saudara/Anda. 3. Bahasa Surat Lamaran Pekerjaa Harus Memenuhi Aturan Sebagai Berikut : Bahasa yang digunakan sopan dan sipatik. Kalimat yang digunakan efektif dan kommunikatif. M
Mengkafani atau membungkus mayit hendaknya dengan kain yang sewaktu
hidupnya boleh memakainya. Mayit pria tidak boleh memakai kain sutra juga tidak
boleh mengkafani mayit pria dengan kain sutra. Kain kafan putih yang sudah
dipakai oleh mayit lebih baik daripada kain kafan yang baru.
1. Mayit laki-laki persiapkan 3 lapis
kain kafan (yang luar sunahnya paling bagus dan lebar) dan 5 utaas tali
pengikat atau lebih (7,9..), mayit perempuan persiapkan 2 lapis kain kafan.
1lembar tapih, 1 lembar baju kurung (gamis) 1 lembar kerudung dan 6 utas tali
pengikat.
2. Bentangkan kain kafan 1 (paling
luar, lebar dan bagus) taburkan kerikan kayu cendana (minyak wangi) kapur
barus.demikian juga dengan kain kafan yang kedua (wanita) dan yang ke 3 (mayit
laki-laki). Mengkafani dengan tanpa gamis (baju kuning) dan tutup kepala.
3. Mayit diletakan diatas kafan dan
semua anggota sujud mayit dan lobang (kening, hidung, lutut, kedua telapak
tangan, kedua ujung jari kaki sebelah dalam, kedua mata, lobang telinga, dubur,
qubul, puser) ditempeli dengan kapas yang sudah ditaburi kerikan kayu cendana,
minyak wangi, kapur barus, dan mayat disedekapkan.
4. Pakailah tapih, klambi kurung,
krudung, dan pengikat pantat (mayit wanita)
5. Satu persatu kain kafan dilipat
kearah mayit dengan cara kafan paling atas dilipatkan sebelah , kesisi kiri.
Kemudian kain kafan paling bawah dilipatkan sama dengan kain kafan yang pertama.
Setelah selesai tali kafan diikatkan (di bawah ujung jari kaki, pada lutut, pada
pantat, pada perut, pada dada (bila wanita) dan pada atas kepala) letak ikatan sebaiknya pada sisi
kiri mayat, untuk memudahkan melepas ikatan sewaktu di dalam liang kubur (cara
mengikat talinya sebaiknya yang sekali tarik langsung lepas).
6. Ikutkan rontokan rambut, ketokan
kuku, dan bagian jasad mayit kedalam kafan.
7. Hendaknya tidak menulis Al-Quran dan
Asma’adom pada kain kafan kecuali penulisan dengan air
8. Sambil dikafani ububan berbau wangi
sebaiknya masih terus dan lebih baik lagi bila kain kafan sebelum untuk
membungkus mayit dibubuhi wewangian
terlebih dahulu.
Penyusun : KH. Nur Sodik. Lc (MUI
Kabupaten Kebumen)
Comments