Surat Lamaran Pekerjaan 1. Bagian Surat Lamaran Pekerjaan Sebagai Berikut : Perihal. Tempat dan tanggal penulisan surat. Alamat surat/ alamat tujuan. Salam pembuka. Pembuka surat. Isi/ tujuan surat lamaran pekerjaan. Identitas pelamar. Penutup surat. Salam penutup. Tanda tangan dan nama jelas pelamar. 2. Penulis Surat Lamaran Hendaknya Mematuhi Rambu-Rambu Berikut : Jika ditulis tangan, tulislah sendiri diatas kertas bergaris dengan menggunakan kertas berkualitas baik. Jika diketik, gunakan kertas HVS dengan jarak pengetikan satu sepasi. Bersih, tidak boleh ada coretan, bekas hapusan, dan koreksian. Sifatnya optimis, artinya si pelamar akan mampu bekerja denagn baik. Sapaan yang digunakan dalam surat lamaran, yaitu “Ibu atau Bapak”, dan tidak disarankan menyapa dengan kata Saudara/Anda. 3. Bahasa Surat Lamaran Pekerjaa Harus Memenuhi Aturan Sebagai Berikut : Bahasa yang digunakan sopan dan sipatik. Kalimat yang digunakan efektif dan kommunikatif. M
Mengkafani, mensholati, mengubur mayit, 4 perkara inilah yang dalam kitab-kitab fiqih disebut tajhizul mayit (ngupokoro mayit : Jawa) hukumnya dalah fardhu Kifayah, Wajib Kifayah. Keempat kewajiban tersebut harus dilakukan tanpa memandang personal, baik sipelaku kafir (kecuali mensholati) atau muslim apabila keempat kewajiban sudah dilakukan maka gugurlah kewajiban itu, namun sebaliknya bila tidak dilaksanakan , semua terkena dosa.
Cara Memandikan Mayit
(Jenazah)
Di dalam memandikan mayit hendaklah pada tempat
yang sunyi dibawah atap (buatan) dan tertutup sehingga tidak perlu masuk bagi
yang tidak perlu (kecuali yan membantu dan walnya mayit), dan mayit tidak boleh
dibuka auratnya. Mayit laki-laki boleh dimandikan istrinya, atau sebaliknya.
Adab-adab seterusnya adalah :
1. Persiapkan amben yang agak tinggi
dari tanah (agar cipratan air tidak mengenai mayit) dan lebihh tinggi sebelah
(agar mudah mengalirnya air) dan bila tidak ada amben bisa dengan dipangku 3
orang, mayat dihadapkan ke arah qiblat.
2. Mayit disiram dengan air yang
hangat.
3. Mayit didudukkan agak kebelakang
punggung mayat ditumpu dengan lutut kepala ditumpu dengan tangan kanan (ibu
jari ditekuk) agar mayat tidak goyang.
4. Tangan kiri orang yang memandikan,
mengurut perut jenazah , sedikit demi sedikit dengan tekanan ringan agar
kotoran yang ada pada perut mayit keluar dengan berangsur-angsur.
5. Mayat didudukan miring, Qubul dan
dubur dibersihkan dari kotoran/najis dengan tangan kiri yang sudah dibungkus
sarung tangan
6. Mayit ditelantangkan kembali.
7. Gigi, lubang hidung, lubang telinga
dibersihkan dengan tangan yang dibungkus dengan sarung tangan yang lain dan
dibawah kuku dibersihkan dengan cutik yang lentur.
8. Setelah selesai kemudian diwudhui
sebagaimana oran hidup dengan niat, kemudian memandikan mayit.
9. Kepala, jenggot disiram dengan air
yang dicampur daun bidara/sabun, rambut kepala dan jenggot yang lebat disisir
dengan sisir yang besar giginya dan rambut yang rontok dikumpulkan dan
disertakan dalam kain kafan.
10. Badan depan mayit disiram dengan
merata demikian pula dengan badan sebelah kiri.
11. Mayat dimiringkan ke kiri, badan
sebelah kanan dan bagian belakang sebelah kanan dibasuh dengan merata, dan
begitu juga sebaliknya. Itu semua dilakukan dengan air yang sudah dicampurkan
dengan daun bidara/sabun, dan kemudiam mayit disiramdengan merata dengan air
bersih untuk menghilangkan daun bidara/sabun.
12. Kemudian mayit disiram dengan air
yan sudah dicampur kapur barus (DDT obat serangga) dan selesailah prosesi
memandikan jenazah.
Tata cara
ini (no 9-12) baru dihitung satu kali
basuhan dan sunah diulangi dua/tiga kali, kemudian mayit dihandukki dan mayat
dibawa ke tempat pengkafanan.
Perhatikan :
a) Yang memandikan tidak menyentuh
auratnya mayit kecuali dengan sarun tangan.
b) Sunah di bubuhi bau yang harum untuk menghilangkan
bau tidak enak dari mayit
c) Bila mayit belum sunat baik baligh
atau belum , dan yang ada dibawah qulfah tidak bisa dibasuh, maka diganti
dengan tayamum. Caranya
: kedua telapak tangan ditempelkan pada debu suci yang sudah dipersiapkan,
kemudian diusapkan ke muka mayit dengan niyyat. Kemudian
ditempelkan lagi kedua telapak tangan yang memandikan tadi ke debu, dan usapkan
pada kebua tangan mayit sampai siku, hal
ini dilakukan sesudah mayit dibersihkan dari semua kotoran/najis (tayamum ini
bisa dilakukan sebelum memandikan mayit)
Penyusun : KH. Nur Sodiq. Lc (MUI
Kabupaten Kebumen)
Comments